Pangalengan, 27 September 2025 – Dalam upaya proaktif mencegah bencana longsor di kawasan rawan, Pemerintah Desa Pangalengan bersama seluruh elemen masyarakat telah sukses menggelar kegiatan penanaman tanaman penahan longsor. Acara yang berlangsung di area tanah tebing rawan longsor ini menunjukkan kolaborasi erat antarlembaga dan partisipasi aktif warga dalam menjaga lingkungan.
Kegiatan penanaman ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Perangkat Desa Pangalengan, Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Tim Penggerak PKK, Majelis Ulama Indonesia, Karang Taruna, Badan Usaha Milik Desa, Destana, Linmas, serta warga masyarakat Desa Pangalengan. Kehadiran berbagai elemen ini menegaskan komitmen bersama dalam mewujudkan Desa Pangalengan yang aman dan tangguh bencana.
Inovasi Mitigasi dengan "Vetiver System"
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah sebagai salah satu upaya mitigasi bencana dalam pencegahan longsor di area tanah tebing yang berisiko tinggi. Yang menarik, kegiatan ini juga menandai langkah inovasi baru dari Pemerintah Desa Pangalengan. Mereka memperkenalkan dan mengimplementasikan penanaman tanaman akar wangi, atau yang dikenal juga sebagai Vetiver System.
Pemilihan jenis tanaman ini bukan tanpa alasan. Akar wangi (Vetiveria zizanioides) dikenal memiliki sistem perakaran yang sangat panjang, kuat, dan tumbuh vertikal ke bawah hingga beberapa meter. Karakteristik akar inilah yang sangat efektif dalam mengikat struktur tanah, sehingga mampu mengurangi risiko terjadinya erosi dan tanah longsor secara signifikan. Dengan demikian, tanaman akar wangi menjadi solusi alami dan berkelanjutan untuk perlindungan lahan dari ancaman longsor.
Kepala Desa Pangalengan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi atas partisipasi seluruh pihak. "Ini adalah wujud nyata kebersamaan kita dalam menjaga desa dari bahaya longsor. Dengan inovasi penanaman akar wangi ini, kita tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam harapan untuk masa depan Pangalengan yang lebih aman," ujarnya.
Kegiatan penanaman ini diharapkan dapat menjadi contoh di kawasan rawan bencana untuk mengadopsi solusi mitigasi yang efektif dan ramah lingkungan demi keselamatan bersama.